SEMARANG-SMKN 10 Semarang kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pendidikan dengan mengadakan sosialisasi Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) Adaptif Merdeka, bekerja sama dengan Balai Bahasa Jawa Tengah. Kegiatan ini dilaksanakan pada Senin, 26 Januari 2024, di aula sekolah tersebut dan dihadiri oleh 40 guru serta 216 siswa. Sosialisasi ini merupakan bagian dari program Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pusat Keunggulan SMKN 10 Semarang, yang bertujuan untuk memperkuat kemampuan berbahasa Indonesia di lingkungan sekolah.
Dua narasumber dari Balai Bahasa Jawa Tengah, Getmi Arum Puspitasari dan Dwi Cahyono, memandu acara tersebut dengan penjelasan yang mendalam mengenai pentingnya UKBI dalam mengukur kemahiran berbahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis. Getmi Arum Puspitasari menjelaskan bahwa UKBI adalah tes kemahiran berbahasa yang dirancang untuk mengukur keterampilan reseptif peserta uji dalam mendengarkan dan membaca, serta keterampilan produktif dalam berbicara dan menulis.
Dalam paparan tersebut, narasumber juga menekankan bahwa UKBI tidak hanya menguji kemampuan dasar berbahasa, tetapi juga pengetahuan dan pemahaman peserta uji terhadap kaidah bahasa Indonesia yang benar. Hal ini penting mengingat bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi utama dalam kehidupan sehari-hari, terutama di lingkungan akademis dan profesional.
Lebih lanjut, Dwi Cahyono menjelaskan keunggulan UKBI Adaptif, yang menjadi salah satu fokus utama dalam sosialisasi kali ini. Menurutnya, UKBI Adaptif memiliki beberapa kelebihan yang menjadikannya sebagai alat uji yang andal, efisien, dan efektif. Tes ini dirancang dengan tingkat presisi yang tinggi dalam mengukur kemahiran berbahasa setiap peserta, dengan soal yang disesuaikan berdasarkan estimasi kemampuan peserta uji. Hal ini membuat waktu uji lebih efisien dan dapat diikuti dengan nyaman oleh peserta dari berbagai jenjang kemahiran.
UKBI Adaptif juga memungkinkan pengukuran kemahiran berbahasa secara lintas waktu dan tempat, sehingga dapat digunakan oleh peserta dari berbagai latar belakang dan tingkat kemampuan. “Tes ini bukan hanya alat ukur, tetapi juga menjadi refleksi diri bagi setiap individu untuk mengetahui sejauh mana kemampuan berbahasa Indonesia yang dimilikinya,” ujar Dwi Cahyono.
Kegiatan sosialisasi ini berjalan dengan lancar dan diikuti dengan penuh antusiasme oleh para peserta. Mereka menyimak penjelasan narasumber dengan seksama, menunjukkan keseriusan dalam memahami pentingnya UKBI Adaptif ini. Para guru dan siswa merasa beruntung bisa mendapatkan pemahaman mendalam mengenai UKBI langsung dari para ahli di bidangnya.
Kepala SMKN 10 Semarang, Ardan Sirodjuddin, M.Pd., menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Balai Bahasa Jawa Tengah atas dukungan dan kerjasamanya dalam menyukseskan sosialisasi ini. “Kami sangat berterima kasih kepada Balai Bahasa Jawa Tengah yang telah memfasilitasi guru dan siswa kami untuk lebih memahami dan siap menghadapi UKBI. Ini adalah langkah penting dalam upaya kami menjadikan SMKN 10 Semarang sebagai sekolah unggulan yang tidak hanya fokus pada keterampilan vokasi, tetapi juga pada kemampuan dasar seperti bahasa,” ujar Ardan.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan para guru dan siswa SMKN 10 Semarang dapat lebih siap dalam menghadapi UKBI dan meningkatkan kemahiran berbahasa Indonesia mereka. Sosialisasi ini juga menjadi bukti bahwa SMKN 10 Semarang terus berinovasi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menciptakan lingkungan belajar yang unggul dan berdaya saing tinggi.
Penulis : Anni Rahayuningsih, S.Hum, Kepala Perpustakaan SMKN 10 Semarang
Luaarr biasaaa…..
Dapat nilai Semenjana 🤭
Lumayan jadi tahu kemampuan berbahasa Indonesia.
Kerennn wess…
Mantap…tambah pinter💯👍
Program yang memberi manfaat dan menginspirasi 👍
Beri Komentar