Membangun Karakter dan Prestasi Murid melalui Ekstrakurikuler Catur

Setiap orang pasti mengetahui permainan catur, karena permainan catur seringkali dilakukan oleh masyarakat, mungkin sekedar untuk refreshing atau untuk menciptakan suasana menjadi lebih ‘guyub’ disaat ada acara atau hajatan. Meskipun mengetahui, namun tidak semua orang mampu memainkan catur.

Benar, karena dalam memainkan catur terdapat beberapa aturan yang harus dipahami dan diikuti oleh para pemain, mulai dari penyusunan semua bidak dalam setiap kotak, langkah bidak, dan aturan lain yang lebih kompleks dalam permainan catur yang diperlombakan. Meski demikian, permainan catur tidak lekang oleh waktu, karena selalu dimainkan oleh masyakarat dari berbagai kalangan dan usia.

Mengutip dari www.halodoc.com terdapat enam manfaat dari bermain catur, yaitu:

Pertama, Meningkatkan memori: Permainan catur  mampu mengingat apa yang telah dipelajari melalui pendengaran. Hal ini karena permainan catur melibatkan banyak hafalan pola permainan catur, serta memori pendengaran yang lebih baik.

Kedua, Meningkatkan kreativitas: Melalui permainan catur yang menafsirkan pola-pola abstrak, orang yang bermain catur dapat meningkatkan kemampuan dan melatih berpikir kreatif.

Ketiga, Membangun perencanaan yang lebih baik: Memainkan catur kerap termenung diam saat mempertimbangkan setiap gerakan, karena sedang memprediksi setiap kemungkinan untuk mengantisipasi tanggapan lawan mainnya, sehingga dapat mengukur keterampilan perencanaan.

Keempat, Membantu terapi: Catur dapat menjadi sarana terapis untuk melihat reaksi terhadap stres dan tantangan yang muncul.

Kelima, Mengasah fokus: Catur melatih seseorang bisa lebih fokus dalam menyelesaikan pekerjaan apapun yang sedang dihadapi.

Keenam, Mengembangkan Keterampilan Pemecahan Masalah: Catur dapat melatih orang menghadapi tantangan dan masalah yang harus diselesaikan, sehingga membantu untuk berpikir ke depan, tidak terburu-buru mengambil keputusan.

Dengan manfaat tersebut di atas, SMK Negeri 10 Semarang menyelenggarakan ekstrakurikuler catur untuk murid, dengan harapan murid memiliki keterampilan soft skill yang unggul sebagai bekal dan kesiapan murid untuk bekerja, melanjutkan pendidikan, maupun berwirausaha. Selain itu, melalui ekstrakurikuler catur juga diharapkan muncul murid-murid berprestasi sesuai minat dan potensi dalam olahraga catur, hingga mampu menjadi atlet catur yang patut dibanggakan.

Dengan pelatih dari Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Kota Semarang serta didampingi oleh guru pembina, yaitu Stefanus Djoko Waskito dan Arimurti Asmoro, ekstrakurikuler catur dilaksanakan setiap hari kamis, jam 15.30 s.d. 17.00 WIB. Murid yang mengikuti ekstrakurikuler catur ini sangat antusias mengikuti pengajaran, arahan, dan pelatihan yang dilaksanakan oleh pelatih. Bahkan, pertemuan ekstrakurikuler tidak hanya pada hari kamis, namun setiap saat sang pelatih juga mengajak murid ‘latih tanding’ melalui aplikasi di smartphone setiap saat. Hal tersebut untuk melatih ketajaman dan kecermatan murid dalam memainkan catur.

Ekstrakurikuler catur mendapat perhatian dan apresiasi dari Percasi Kota Semarang, untuk terus ditingkatkan kegiatan yang positif dan membangkitkan atlet-atlet catur di masa mendatang. Bahkan, Club Catur dari Universitas Dian Nuswantoro pun memberi dukungan penuh kepada murid yang mengikuti ekstrakurikuler catur, dengan mengunjungi SMK Negeri 10 Semarang untuk bertemu langsung dengan murid, serta mengundang murid berkunjung ke Club Catur yang telah menghasilkan banyak atlet catur yang berprestasi tersebut.

“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”

Penulis: Arimurti Asmoro, S.Pd., M.Pd., Pembina Catur Sekolah

Penyunting: Tim Humas dan Literasi