SMK Negeri 10 Semarang mulai menggeliat. Sejak tampuk kepemimpinan dipegang oleh Bapak Ardan Sirodjuddin, sekolah ini terus berinovasi mengikuti perkembangan jaman. Salah satunya adalah menggerakan Pembelajaran Teaching Factory (TEFA) melalui jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL).
Pembelajaran Teaching Factory (TEFA) adalah model pembelajaran di SMK berbasis produksi/jasa yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri dan dilaksanakan dalam suasana seperti yang terjadi di industri. Pelaksanaan Teaching Factory menuntut keterlibatan mutlak pihak industri sebagai pihak yang relevan menilai kualitas hasil pendidikan di SMK.
Pelaksanaan Teaching Factory sesuai Panduan TEFA Direktorat PMK terbagi atas 4 model yaitu Dual Sistem, Competency Based Training (CBT), Production Based Education And Training (PBET), dan Pembelajaran Berbasis Industri (produk dan jasa). Dari keempat model tersebut, SMKN 10 Semarang memakai Model Production Based Education And Training (PBET).
Production Based Education and Training (PBET) merupakan pendekatan pembelajaran berbasis produksi. Kompetensi yang telah dimiliki oleh peserta didik perlu diperkuat dan dipastikan keterampilannya dengan memberikan pengetahuan pembuatan produk nyata yang dibutuhkan dunia kerja (industri dan masyarakat).
Sejak digulirkan Maret 2022, sebanyak 25 sekolah dari berbagai jenjang telah bekerjasama dengan SMKN 10 Semarang menggunakan produk jasa berupa Evaluasi Digital Tanpa Kuota Internet. Banyak sekolah telah datang ke SMKN 10 Semarang untuk belajar.
“Sistem evaluasi ini sangat membantu sekolah karena hemat dalam anggaran dan kualitas mutu penilaian yang terjaga” Papar Ardan Sirodjuddin, Kepala SMKN 10 Semarang.
Tidak hanya system evaluasi, produk-produk baru akan segera meluncur ke pasar untuk membantu sekolah dalam digitalisasi Pendidikan. Kami membuka kerjasama dengan sekolah lain yang berminat dengan inovasi yang dilakukan SMKN 10 Semarang.
SMKN 10 Semarang, Dari Semarang untuk Indonesia.
Penulis : Humas SMKN 10 Semarang
Beri Komentar