Info Sekolah
Sabtu, 26 Okt 2024
  • Guru PAI SMKN 10 Semarang Juara 1 Lomba Guru PAI Berprestasi Kemenag Kota Semarang##SMKN 10 Semarang Juara 2 Anugerah Sekolah Berbudaya Sehat Tk. Nasional

SMKN 10 Semarang Mengikuti Kegiatan PIP BBPPMPV Seni Budaya Yogyakarta

Diterbitkan : - Kategori : Berita / SMK PK / Workshop

Semarang-SMKN 10 Semarang mengikuti kegiatan PIP bersama BBPPMPV Seni Budaya Yogyakarta di SMKN 2 Semarang pada Jumat, 25 Oktober 2024. Acara ini dilaksanakan mulai pukul 13.00 WIB dan menghadirkan Drs. Heri Yonathan Susanto, M.Sn, Widyaiswara dari BBPPMPV Seni dan Budaya Yogyakarta, sebagai narasumber utama. Kegiatan tersebut diikuti oleh Tim PIP SMKN 10 Semarang yang terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru umum, guru bimbingan konseling (BK), serta dua guru produktif.

Tujuan dari pendampingan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman para peserta mengenai konsep, tujuan, dan strategi pembuatan modul ajar. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan agar para peserta mampu menyusun modul ajar yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan sekolah masing-masing. Dalam penjelasannya, Heri Yonathan Susanto mengungkapkan pentingnya memiliki rencana pembelajaran yang baik dan terstruktur.

“Rencana pembelajaran membantu pendidik mengatur materi pelajaran secara sistematis, memastikan bahwa semua topik penting tercakup dalam waktu yang tersedia,” kata Heri. Menurutnya, rencana pembelajaran yang baik tidak hanya memastikan pencapaian tujuan belajar, tetapi juga memberikan panduan jelas bagi pendidik dalam menyampaikan materi kepada siswa.

Heri juga menekankan bahwa rencana pembelajaran bisa berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau modul ajar. “Komponen minimum dalam RPP mencakup tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan asesmen pembelajaran. Sedangkan, modul ajar minimal harus terdiri dari tujuan, langkah-langkah pembelajaran, asesmen, serta media pembelajaran,” jelasnya.

Lebih lanjut, Heri menjelaskan perbedaan mendasar antara RPP dan modul ajar. RPP, menurutnya, umumnya lebih ringkas dan menjadi panduan bagi guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Sementara modul ajar mencakup bahan ajar yang lebih komprehensif dan diharapkan dapat menjadi panduan tidak hanya bagi guru, tetapi juga siswa dalam belajar secara mandiri. “Modul ajar dirancang sedemikian rupa agar siswa bisa belajar secara mandiri dengan panduan yang sudah disediakan di dalamnya,” tambah Heri.

Kepala SMKN 10 Semarang, Ardan Sirodjuddin, M.Pd, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan pendampingan ini. Ia berharap kegiatan ini dapat memberikan wawasan baru bagi para guru dalam menyusun modul ajar yang lebih efektif. “Kami sangat berterima kasih kepada BBPPMPV Seni Budaya yang telah menjadi mitra kami dalam pendampingan PIP ini. Semoga melalui kegiatan ini, para guru di SMKN 10 Semarang semakin terampil dalam menyusun modul ajar yang sesuai dengan karakteristik siswa dan kebutuhan sekolah,” ujar Ardan.

Ardan juga menambahkan bahwa pendampingan ini penting dalam upaya mendukung PIP, khususnya di SMKN 10 Semarang. Menurutnya, modul ajar yang baik dan sesuai dengan kebutuhan siswa dapat mendukung tujuan PIP, yakni meningkatkan akses pendidikan dan kualitas pembelajaran bagi siswa. “Dengan modul ajar yang disesuaikan, kami berharap dapat memberikan pendidikan yang lebih inklusif dan tepat sasaran bagi seluruh siswa,” ungkap Ardan.

Selain itu, Drs. Heri Yonathan Susanto juga memberikan strategi kepada para guru tentang cara mengembangkan modul ajar yang efektif. Ia menyarankan agar dalam pembuatan modul, guru harus selalu mempertimbangkan karakteristik siswa, konteks sekolah, serta tren dan kebutuhan di dunia kerja. “Guru perlu memahami karakteristik siswa dan lingkungan sekolah untuk merancang pembelajaran yang relevan dan kontekstual. Begitu juga dengan kebutuhan di dunia kerja, terutama bagi siswa SMK, harus menjadi pertimbangan dalam menyusun modul ajar,” tuturnya.

Pendampingan ini diharapkan mampu memberikan bekal yang cukup bagi para guru SMKN 10 Semarang untuk meningkatkan kualitas perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Dengan memahami konsep dan strategi pembuatan modul ajar, para guru diharapkan lebih percaya diri dalam menyusun rencana pembelajaran yang sistematis dan komprehensif, serta sesuai dengan kondisi sekolah dan kebutuhan siswa.

Dengan berakhirnya kegiatan pendampingan ini, SMKN 10 Semarang berharap agar mampu menerapkan hasil pembelajaran yang telah diperoleh untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. “Kami optimis bahwa setelah pendampingan ini, para guru akan lebih siap dan mampu menyusun modul ajar yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan siswa,” pungkas Ardan.

Penulis : Hikma Nurul Izza, S.Pd, Guru IPAS SMKN 10 Semarang dan Peserta PIP

Artikel ini memiliki

2 Komentar

Suparman, S.Pd
Jumat, 25 Okt 2024

Mantap💯👍

Balas
Wiler Upik
Jumat, 25 Okt 2024

SMKN 10 Semarang HEBAT 👍

Balas

Beri Komentar