Semarang-SMKN 10 Semarang kembali menerima kunjungan dari Pendamping Pusat Keunggulan SMKN 10 Semarang dari perguruan tinggi, Ina Maryani, M.Kom, pada Kamis, 24 Oktober 2024. Kehadiran Ina Maryani disambut langsung oleh Kepala SMKN 10 Semarang, Ardan Sirodjuddin, M.Pd beserta Tim Pokja PK SMKN 10 Semarang. Kunjungan kali ini bertujuan untuk melakukan Overview Teaching Factory sebagai bagian dari program SMK Pusat Keunggulan Tahun 2024.
Acara yang berlangsung di ruang Baita Adiguna dihadiri oleh Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, serta Ketua Jurusan di SMKN 10 Semarang. Dalam sambutannya, Ina Maryani menjelaskan bahwa SMK Pusat Keunggulan merupakan program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kinerja SMK dengan fokus pada program keahlian tertentu. “SMK Pusat Keunggulan bertujuan menjadi rujukan yang memiliki semangat pengimbasan serta pusat peningkatan kualitas dan kinerja bagi SMK lainnya,” ujarnya.
Menurut Ina Maryani, program ini menekankan kemitraan dan penyelarasan dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) sebagai kunci keberhasilan dalam menghasilkan lulusan yang siap diserap di dunia kerja atau bahkan menjadi wirausaha. “Tujuan utama dari program ini adalah untuk menghasilkan lulusan yang terserap di dunia kerja atau menjadi wirausaha melalui keselarasan pendidikan vokasi yang mendalam dan menyeluruh dengan dunia kerja,” tambah Ina.
Ina Maryani juga menjelaskan bahwa program SMK Pusat Keunggulan merupakan katalis perwujudan visi pendidikan Indonesia. Program ini mencakup berbagai penguatan, mulai dari kapasitas SDM hingga peningkatan kualitas sarana dan prasarana. “Penguatan kapasitas SDM dilakukan melalui pelatihan dan pendampingan intensif untuk kepala sekolah, pengawas, dan guru, dengan tujuan membangun manajemen dan pembelajaran berbasis dunia kerja,” jelasnya.
Tak hanya itu, pendampingan dari perguruan tinggi seperti yang dilakukan oleh Ina Maryani bertujuan untuk memperkuat kualitas dan kuantitas kerja sama antara SMK dengan dunia industri. Ini juga membantu SMK dalam melaksanakan manajemen berbasis data, yang mencakup perencanaan berbasis refleksi diri dan penggunaan platform digital.
Pada kesempatan tersebut, Ina Maryani menekankan pentingnya penerapan Teaching Factory (TeFa) dalam proses pembelajaran di SMK Pusat Keunggulan. TeFa adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan pencapaian kompetensi kurikulum dengan proses produksi sesuai standar dunia kerja. “Teaching Factory bertujuan menghasilkan lulusan yang kompeten dan berkarakter melalui penyelesaian produk sebagai media belajar, baik dalam bentuk barang maupun layanan jasa,” terangnya.
Ia juga menekankan lima prinsip utama dalam penerapan TeFa, yaitu berkualitas, edukatif, akuntabel, efisien, dan profesional. “Pembelajaran melalui TeFa harus berkualitas dengan melibatkan dunia kerja, namun tetap mengutamakan prinsip edukatif tanpa mengeksploitasi peserta didik,” jelas Ina. Ia juga menegaskan pentingnya prinsip akuntabilitas, yang berarti bahwa pelaksanaan dan pengelolaan pembelajaran TeFa harus transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Sementara itu, Ardan Sirodjuddin, Kepala SMKN 10 Semarang, menyambut baik arahan dan bimbingan dari Ina Maryani. Menurutnya, SMKN 10 Semarang berkomitmen untuk terus memperkuat implementasi program Pusat Keunggulan dan TeFa guna menghasilkan lulusan yang siap bersaing di dunia kerja. “Kami terus berusaha meningkatkan kualitas manajemen dan pembelajaran berbasis dunia kerja, serta memperkuat sinergi dengan DUDI,” ungkap Ardan.
Ia juga menjelaskan bahwa SMKN 10 Semarang berupaya untuk menjadi mercusuar bagi SMK lainnya melalui proses transformasi yang berbasis kebutuhan dunia kerja. “Kami berharap dengan adanya pendampingan dari perguruan tinggi, SMKN 10 Semarang dapat semakin optimal dalam mewujudkan tujuan dari program Pusat Keunggulan ini,” ujar Ardan.
Program SMK Pusat Keunggulan yang dijalankan di SMKN 10 Semarang juga mencakup pengembangan pusat pembelajaran bagi SMK lainnya, perencanaan program dan anggaran berbasis refleksi diri, serta pembelajaran yang berpusat pada kebutuhan dunia kerja. Ina Maryani menekankan bahwa melalui penerapan TeFa, sekolah harus fokus pada pelaksanaan pembelajaran yang tidak hanya menghasilkan produk berkualitas, tetapi juga mampu menghemat pengeluaran bahan praktik.
Kunjungan ini diharapkan dapat memperkuat pemahaman seluruh komponen di SMKN 10 Semarang mengenai konsep Pusat Keunggulan dan Teaching Factory. Selain itu, Ina Maryani berharap agar SMKN 10 Semarang dapat terus berinovasi dalam membangun sinergi dengan dunia kerja dan menjadi pusat peningkatan kualitas pendidikan vokasi. “Saya yakin, SMKN 10 Semarang mampu menjadi model bagi SMK lainnya dengan dukungan seluruh pihak,” pungkasnya.
Dengan berlangsungnya kunjungan dan pendampingan ini, diharapkan SMKN 10 Semarang semakin siap untuk mencapai tujuan-tujuan besar dalam pengembangan pendidikan vokasi yang berkualitas dan berorientasi pada kebutuhan dunia kerja.
Penulis : Nur Kholifah, S.Sn, Guru Bahasa Jepang SMKN 10 Semarang
🥰👍👍👍
👍💯
Terus melakukan pendekatan berbasis aset untuk menyelenggarakan TeFa secara nyata dan berkesinambungan
Beri Komentar