Guru memiliki posisi yang sangat penting dan strategi dalam pengembangan potensi yang dimiliki peserta didik. Pada diri gurulah kejayaan dan keselamatan masa depan bangsa dengan penanaman nilai-nilai dasar yang luhur sebagai cita-cita pendidikan nasional dengan membentuk kepribadian sejahtera lahir dan batin, yang ditempuh melalui pendidikan agama dan pendidikan umum. Oleh karena itu guru harus mampu mendidik diberbagai hal, agar ia menjadi seorang pendidik yang proporsional. Dalam rangka peningkatan pendidikan maka peningkatan materi perlu sekali mendapat perhatian karena dengan lengkapnya meteri yang diberikan tentu akan menambah lebih luas akan pengetahuan. Pendidik harus menguasai materi dengan ditambah bahan atau sumber lain yang berkaitan dan lebih aktual dan hangat. Sehingga peserta didik tertarik dan termotivasi mempelajari pelajaran.
Pembelajaran di bidang manufaktur, khususnya dalam teknik dasar proses produksi, seringkali dianggap sulit dan monoton oleh sebagian besar siswa. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan pendekatan pembelajaran yang lebih menarik dan berpartisipasi. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan ini adalah model pembelajaran kooperatif “Two Stay Two Stray.” Artikel ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana model pembelajaran kooperatif “Two Stay Two Stray” dapat digunakan dalam pembelajaran teknik dasar proses produksi pada bidang manufaktur untuk menjadikan proses pembelajaran lebih berwarna dan menyenangkan.
Model pembelajaran kooperatif “Two Stay Two Stray” adalah pendekatan pembelajaran yang menggabungkan unsur kerja kelompok dan pembelajaran mandiri. Dalam model ini, siswa dibagi menjadi kelompok kecil (biasanya dua hingga empat siswa per kelompok) dan diberi kesempatan untuk berdiskusi dan bekerja sama dalam kelompok tersebut. Namun, “Two Stay Two Stray” memiliki elemen unik di mana siswa secara bergantian berpindah antara kelompok mereka (berdua) dan kelompok lain (berdua). Langkah-langkah dalam Model “Two Stay Two Stray” dapat mencakup: (1) Pembentukan Kelompok: Siswa dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri dari dua atau empat orang; (2) Diskusi dalam Kelompok: Setiap kelompok diberi tugas atau masalah yang harus mereka diskusikan dan selesaikan bersama; (3) Rotasi: Setelah selesai dengan diskusi di kelompok mereka, dua anggota dari setiap kelompok akan “stay” sementara dua anggota lainnya “stray” untuk berpindah ke kelompok lain; (4) Berbagi Hasil: Siswa yang berpindah ke kelompok lain membawa ide atau solusi dari kelompok sebelumnya. Mereka berbagi hasil diskusi mereka dengan anggota kelompok baru; (5) Diskusi Lanjutan: Kelompok baru meneruskan diskusi berdasarkan kontribusi siswa yang baru bergabung; (6) Proses berlanjut: Siklus rotasi ini dapat berlanjut beberapa kali, memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan berbagai rekan sebaya.
Keuntungan Model “Two Stay Two Stray” dalam Pembelajaran Teknik Dasar Proses Produksi:
Pertama, Keterlibatan Siswa: Model ini mendorong partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. Mereka tidak hanya mendengarkan pengajar, tetapi juga berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman sebaya mereka.
Kedua, Pembelajaran Kolaboratif: Siswa belajar dari pengalaman dan pengetahuan teman sebaya mereka. Ini meningkatkan pemahaman dan pemrosesan informasi.
Ketiga, Menyenangkan dan Berwarna: Pendekatan yang lebih interaktif dan dinamis membuat pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan, yang dapat meningkatkan motivasi belajar.
Keempat, Pemecahan Masalah: Siswa diajarkan untuk berpikir kritis dan bekerja sama untuk menyelesaikan masalah, keterampilan yang penting dalam bidang manufaktur.
Kelima, Pengembangan Keterampilan Sosial: Model ini juga membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial, seperti komunikasi, kerjasama, dan kepemimpinan.
“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”
Penulis: Hesti Sulistiyowati, S.Pd, M.Si., Guru Produktif Teknik Pemesinan Kapal
Penyunting: Tim Humas dan Literasi
Mantap…menginspirasi
Tulisan artikelanya sangat menginspirasi dan bermanfaat terimakasih
Inspiratif👍💯
Beri Komentar